Jumat, 05 Oktober 2018

KASTIL II King Laef


A-The Falken (King Laef)

KASTIL ( I )

By: kingLaef
Sejak 2008 berkecimpung di dinding ratapan, banyak kenaifan yang telah terbagi layak doa arogan di musim hujan.hati mata telinga di era eforia digital ini menawarkan aku, kau, juga kita semua untuk terus menggali liang sendiri sebagai tempat pulang paling aman dan juga paling riskan... oouhh sialan...
aku masih tetap menjadi seorang bocah mahkota dengan kepalan beban meminta tunjangan di akhir bulan, kadang sang ayah bertutur, tak apa nak, itu kewajiban ayah selagi anak masih dijalur pendidikan. aku tersedak haru namun congkak, ah jawaban lembut itu aku pikir hanya sebagai pelarian dari banyaknya akumulasi kekesalan yang sering bertandang.                   

Dan karenanya hingga detik inipun aku masih menjaga kewarasan untuk menolak sama dengan apa saja bahkan dalam mengkritisi diri sendiri. Gila, ambigu, samar, frontal, masabodoh, dekil, berprosa bangkai, mati, biarlah, toh nama asli ari-ari ku masih bersih terjaga di bawah tanah yang sering ku-istilah-kan sebagai kastil bercahaya. Asa dan aku,di saku masih ada pemantik badai ambisi, dengan narasi kegilaan sebagai bentuk perlawanan. 

Meskipun perlahan-lahan, kalian semualah yang terbaik, biarlah sisi ter-balik aku yang ambil bak jatuh di jam pasir, terkilir, tersingkir, merasa asing di dalam super culture kalian, trend elite yang kalian semua kultus. jangan nafikan, selebihnya akulah yang menang dalam tenang di tidur panjang seperti pemuda kahfi, yang lebih menghargai perbedaan sambil menertawakan diri sendiri.
Aku pengagum garis keras Ayu Utami,
dan Aku benci bunyi seruputan kopi.

KING_LAEF


KASTIL ( II )By: kingLaefKemudian, sebelum rentetan makian itu menuju degradasi, keretaku membawa tanda baca dibalik tinta, ada sebilah pisau di mata alur, maka kutabur jaring pukat dalam frasa ganda, bukan gundah, ini Gun dalam bazooka ambigu.Semarak ini banyak aku dalam pribadi lain tak lihai menelan beberapa informasi dari penggiat rating, sembari merelakan alasan bahwa nilai kemanusiaan hanya tergantung dari kita yang dekat dengan itu... hey lihatlah!! kita sudah terlalu mabuk dengan agama, sedangkan negeri tetangga telah melegalkan ganja untuk medis. Medis!! sekali lagi medis. Tapi media medusa menggoreng auto dadakan seakan menampar kita bahwa koin akan hancur dalam tumpukan magnet. Analogi koin ini yang mendistrak sekalian memenjarakan kita pada nilai kemanusiaan tadi. sekalian saja menaruh wabah hitam madagaskar dalam minuman murah yang dibakar para amatir belakangan ini. haha Kadar, disunting, Dogma, ditelan, merangsang nalar dalam senggama kata-kata tuan dan puan.Serupa ganja, aku berhasil membakar ibadah dalam tiap prasangka. Kafiri saja aku, biar kalian tahu cakrabirawa adalah sejarah kelam ludah tanpa enzim.
Aku bahagia setelah tahu, bahwa pesan dalam Album #BacaCerita adalah bentuk perlawanan, serupa The Frikis of Cuba, hingga Aksi Suspensi di Kroasia.
Perlawanan senyap di balik belukar.
Biarlah Kastil-ku dijemput tim mawar.
BERSAMBUNG.....





Sumber kieng Laef (A-The Falken)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BATU BARA MENGETUK PINTU

KingLaef & Asar Shame Terseret abad revolusi industri Patani Timur, Desa Peniti Damuli, Mendengar kabar saja Sun...